SMK Informatika Pesat Juara Membuat Essai

Share This Post

Share on facebook
Share on linkedin
Share on twitter
Share on email

Luka yang Terasa Terobati dengan Tatap Muka

Rafid Kailani Tirtasuwanda

SMK INFORMATIKA PESAT

Pandemi yang sudah berlalu, membuat pendidikan di Indonesia tertinggal dibanding negara yang lain, dan juga membuat pola belajar para siswa berubah, itulah yang dikatakan (Abednego, 2022) dari siaran pers KSP. Pembelajaran di Indonesia, dilakukan secara jarak jauh dikarenakan pandemi yang meningkat pada 2 tahun yang lalu.

Tentunya, dengan metode pembelajaran seperti ini, tidak semua anak-anak sekolah bisa dan juga nyaman dalam mengikutinya dikarenakan beberapa faktor seperti, jaringan yang kurang stabil, jumlah gawai yang terbatas bahkan tidak ada, dan waktu belajar yang berubah-ubah. Karena hal ini juga, angka putus sekolah pada jenjang sekolah dasar, mengalami peningkatan (Suharti. 2022).

Kasus covid menurun, di awal tahun 2022, negara kita sudah melakukan pembelajaran tatap muka kembali di berbagai daerah. Mimpi buruk beberapa pelajar akhirnya terlewatkan juga. Pembelajaran tatap muka ini, tentunya menjadi hal yang ditunggu para pelajar yang ingin bertemu kembali dengan guru, teman, dan pembelajaran di sekolahnya. Untuk mengikuti metode pembelajaran ini juga, tentunya tetap harus mematuhi protokol kesehatan dan juga dipastikan sudah melakukan vaksinasi supaya kegiatan pembelajaran bisa berjalan dengan aman.

Waktu terus berjalan, pembelajaran tatap muka yang diikuti siswa pun masih berlangsung. Dengan adanya metode pembelajaran ini, siswa harus lebih disiplin dalam mengatur waktu. Biasanya, banyak siswa yang datang terlambat ke sekolah. Hal ini terjadi, karena beberapa siswa masih terbiasa dengan metode pembelajaran jarak jauh, yang tidak mengharuskan siswa untuk bangun pagi, mandi, serta berangkat ke sekolah di pagi hari.

Satu bulan berlalu, kini kasus covid mulai meningkat lagi. Para siswa yang sudah mulai terbiasa melakukan pembelajaran tatap muka, sekarang tidak bisa lagi datang ke sekolah. Hari-hari yang biasa kita jalani, rasanya cepat sekali berlalu. Di setiap pagi kita masuk dan pulang keluar melewati gerbang sekolah, kini kita hanya bisa masuk dan keluar dari link zoom atau platform tatap muka lainnya.

Hasil survei UNICEF membuktikan, bahwa di tahun 2020 sebanyak 66% siswa tidak nyaman belajar di rumah. Serta waktu pembelajaran menjadi berkurang, sehingga guru tidak dapat memenuhi beban jam mengajarnya, dan siswa juga tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik karena banyaknya hambatan ketika belajar dari rumah.

Pada tahun 2021 lalu, survei KPAI pun menegaskan kembali bahwa sekitar 76,7% siswa tidak senang dengan pembelajaran jarak jauh. Karena hal ini, banyak siswa yang kurang semangat dalam mencari ilmu.

Begitu pula, dengan bunyi sila pancasila yang kelima yaitu, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dimana seharusnya seluruh masyarakat Indonesia yang masih dikatakan sebagai siswa mendapatkan pendidikan yang adil.

Seiring berjalannya waktu, tentunya sudah banyak cara-cara untuk mencegah kita agar tidak terinfeksi atau tertular virus pada pandemi yang sedang berjalan ini. Salah satu caranya yaitu dengan melakukan vaksin booster. Siswa yang mendapatkan vaksin ini, tentunya sudah pernah melakukan dua kali vaksin sebelumnya. Vaksin ini dilakukan, untuk mencegah datangnya penyakit yang tidak kita inginkan. Apabila semua siswa sudah melakukan vaksin ini, sangat memungkinkan bagi kita untuk melakukan pembelajaran tatap muka kembali tetapi terbatas.

Dengan diadakan kembali pembelajaran tatap muka terbatas, tentunya membuat para siswa lebih semangat dalam menjaga kesehatan, supaya mereka tetap bisa mengikuti pembelajaran tatap muka dalam jangka waktu yang lebih lama. Semangat mencari ilmu, harus disertai dengan semangat dalam menjaga kesehatan tubuh. Kita tidak tahu kondisi ini kedepannya akan seperti apa.

Oleh karena itu, besar harapan kami terutama saya sebagai siswa. Pembelajaran di tahun 2023, dapat dilaksanakan secara tatap muka kembali, karena para siswa rindu pergi ke sekolah di pagi hari, belajar di kelas, mengerjakan tugas bersama, sampai dengan menunggu waktu pulang tiba.

Dengan adanya kegiatan di sekolah secara tatap muka, siswa semakin terasah kompetensinya, karena bisa langsung berinteraksi dengan guru dan lingkungan sekitarnya apabila ada yang tidak dipahami. Selain itu, jiwa bersaing siswa pun semakin terasah karena dapat melihat secara langsung kemampuan yang dimiliki oleh temannya. Jiwa sosial dalam diri siswa pun semakin terlihat karena adanya interaksi secara langsung dengan teman-teman di sekitarnya.

Kompetensi, jiwa bersaing, dan jiwa sosial yang ada di dalam diri siswa secara tidak langsung dapat memajukan pendidikan di Indonesia, karena dengan hal tersebut siswa dapat berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik berdasarkan kompetensi yang dimiliki dan diasah secara langsung dengan tatap muka dan semua penjelasan yang detail dan terlihat.

Serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama di bidang pendidikan, dapat dirasakan oleh seluruh siswa yang sekolah dari Sabang sampai Merauke, karena tidak ada lagi alasan bagi mereka yang tidak mempunyai akses maupun media untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh menjadi tidak belajar. Karena dengan tatap muka, semua bisa belajar dari sekolahnya masing-masing.

Daftar Pustaka :

Kompas.com. 2022. KSP: Selama Pandemi Pendidikan Indonesia Tertinggal.[online].diakses dari:

https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/01/04/12292551/ksp-selama-pandemi-pendidikan-indonesia-tertinggal

Kompas.com. 2022. PTM 100 persen, Dilema antara Pendidikan dan Kesehatan di Tengah Ancaman Omicron.[online].diakses dari;

https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/01/04/06282211/ptm-100-persen-dilema-antara-pendidikan-dan-kesehatan-di-tengah-ancaman

Kompas.com. 2022. Survei UNICEF: 66 Persen Siswa Mengaku Tak Nyaman Belajar di Rumah.[online].diakses dari:

https://edukasi.kompas.com/read/2020/06/24/090832371/survei-unicef-66-persen-siswa-mengaku-tak-nyaman-belajar-di-rumah?page=all

Redaksi. 2021. Survei KPAI: 76,7 Persen Siswa Ngaju Tak Senang Dengan Pembelajaran Jarak Jauh[Online].diakses dari:

https://www.tabloidbintang.com/gaya-hidup/read/168237/survei-kpai-76-7-persen-siswa-ngaku-tak-senang-dengan-pembelajaran-jarak-jauh

Mukhlison. 2021. Kendala Pembelajaran Jarak Jauh dan Solusinya[online].diakses dari:

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Do You Want To Boost Your Business?

drop us a line and keep in touch